Contoh Copywriting Brand

10 Contoh Copywriting Brand Terkenal + Melegenda

Saya ingin anda meresapi, contoh copywriting brand terkenal ini. Sebagai inpsirasi untuk mendorong ide terbaik itu muncul.

Seperti kita ketahui bersama…

Copywriting itu lebih dari sekadar kata-kata. Ini seni membuat seseorang berhenti, membaca, dan… merasa. Brand besar tahu betul bahwa kata-kata yang tepat, bisa mengubah segalanya.

Seperti sihir, copywriting yang baik menciptakan hubungan yang kuat antara produk dan konsumen.

Di sini, kita akan menjelajahi sepuluh contoh copywriting dari brand besar yang sukses. Mari kita lihat bagaimana kata-kata sederhana bisa menciptakan dampak luar biasa.

Mengapa ini penting?

Contoh Copywriting Brand

10 contoh copywriting brand ini, penting bagi Anda. Itu karena ini memberikan inspirasi nyata. Tentang bagaimana kata-kata bisa mengubah persepsi, membangun koneksi, dan meningkatkan penjualan.

Contoh-contoh ini bukan sekadar slogan atau kalimat menarik—mereka adalah bukti bagaimana strategi copywriting yang tepat bisa menciptakan citra kuat, membuat brand dikenang, dan mempengaruhi keputusan konsumen.

Bagi Anda yang ingin belajar atau memperdalam ilmu copywriting, melihat bagaimana brand besar mengemas pesan mereka adalah pelajaran langsung! Tentang apa yang efektif dan mengapa.

Ini adalah panduan praktis dari dunia nyata yang memudahkan pemahaman akan kekuatan di balik kata-kata.

Mari kita mulai dari…

Nike – “Just Do It”

Contoh copywriting brand yang satu ini, memang fenomenal!

Ini bukan sekadar slogan. Ini adalah seruan. Pernah merasa malas mulai? Nike bicara langsung ke hati. “Just Do It.” Tidak perlu panjang lebar. Ini tentang mengambil tindakan, sekarang juga. Nike menciptakan sesuatu yang lebih dari sekadar produk olahraga—ini adalah panggilan untuk berani, melawan batas diri. Pendek, jelas, dan menghantam langsung ke inti. Nike tidak bicara soal sepatu atau baju. Mereka bicara soal semangat pantang menyerah.

“Tidak ada yang mudah. Tapi, ya, Just Do It. Apalagi yang ditunggu?”

Saat “Just Do It” pertama kali diluncurkan pada 1988, penjualan Nike meningkat dari $877 juta menjadi $9,2 miliar dalam waktu sepuluh tahun. Ini bukan sekadar slogan—ini bukti bahwa tiga kata bisa mengubah segalanya.

Apple – “Think Different”

Apple tahu mereka tidak menjual komputer biasa. Apple menjual ide, inovasi, cara pandang. “Think Different” adalah lebih dari sekadar dua kata; ini adalah ajakan bagi siapa saja untuk melihat dunia dari sudut yang unik. Apa yang mereka sampaikan? Jadilah berani, jadilah kreatif, dan jangan takut jadi berbeda. Saat yang lain berpikir seragam, Apple mengajak kita untuk melihat ke arah lain.

“Anda tidak harus ikut arus. Jadilah berbeda. Lagipula, siapa yang suka jadi biasa-biasa saja?”

Ketika Apple memperkenalkan “Think Different” pada 1997, perusahaan itu sedang dalam kondisi hampir bangkrut. Namun, kampanye ini membawa perubahan besar dan menjadi landasan citra Apple yang inovatif hingga sekarang. Dengan kampanye ini, Apple meraih lonjakan penjualan Mac sebesar 28%.

Coca-Cola – “Taste the Feeling”

Coca-Cola tidak hanya bicara soal rasa. Mereka bicara soal momen. Momen bersama teman, keluarga, atau saat-saat kecil yang terasa hangat. “Taste the Feeling” bukan hanya tentang minum soda, tapi tentang mencicipi kebahagiaan dalam setiap tegukan. Copywriting Coca-Cola membuat kita merasa bahwa produk mereka adalah bagian dari momen berharga.

“Lebih dari sekadar minuman. Ini kenangan, keseruan, dan senyum di setiap tegukan.”

Slogan ini adalah bagian dari kampanye global Coca-Cola pada 2016 untuk menambah daya tarik emosional pada merek mereka. Sejak itu, Coca-Cola berhasil meningkatkan daya tariknya pada konsumen muda, menjadikannya salah satu brand paling dikenal di dunia dengan nilai lebih dari $80 miliar.

Old Spice – “Smell Like a Man, Man”

Saya paling suka dengan contoh copywriting brand Old Spice!

Old Spice berani, sedikit nakal, dan… lucu. “Smell Like a Man, Man” berhasil menciptakan persona baru untuk produk yang dulunya dianggap ketinggalan zaman. Mereka berbicara langsung kepada pria, dengan humor dan sedikit ironi. Hasilnya? Produk yang dulunya diabaikan kini menjadi ikon, dengan suara yang kuat dan penuh karakter.

“Ingin tampil macho? Mulai dari aroma. Smell like a man. Gimana lagi?”

Dengan kampanye ini, penjualan Old Spice naik 125% dalam satu tahun sejak peluncuran, dan produk mereka yang dulunya dianggap “kuno” menjadi tren di kalangan pria muda. Kampanye ini bahkan memecahkan rekor di YouTube dengan lebih dari 50 juta penonton dalam beberapa bulan pertama.

McDonald’s – “I’m Lovin’ It”

Siapa yang tidak kenal kalimat ini? “I’m Lovin’ It” bukan hanya slogan, tetapi juga jingle yang menempel di kepala. McDonald’s tahu bahwa makanan adalah tentang pengalaman—dan mereka membuatnya menyenangkan. Bukan hanya soal burger atau kentang goreng. Ini tentang menikmati momen-momen kecil, dan ya, McDonald’s membuat Anda jatuh cinta pada hal sederhana.

“Tidak ada yang mewah, hanya momen menyenangkan. Dan, ya, Anda akan menyukainya.”

Setelah meluncurkan “I’m Lovin’ It” pada 2003, McDonald’s mengalami pertumbuhan yang konsisten. Slogan ini menjadi kampanye global pertama yang berhasil meningkatkan nilai saham McDonald’s hingga 25% di tahun berikutnya. Hingga hari ini, “I’m Lovin’ It” masih jadi bagian dari identitas McDonald’s.

L’Oréal – “Because You’re Worth It”

L’Oréal mengajak Anda untuk merasa lebih dari sekadar cantik. Mereka berbicara tentang harga diri, kepercayaan, dan nilai diri. “Because You’re Worth It” memberikan pesan bahwa kecantikan bukan hanya penampilan, tetapi soal bagaimana kita melihat dan menghargai diri sendiri. Ini bukan sekadar produk; ini tentang perasaan bahwa Anda berharga.

“Pakai L’Oréal? Ya, karena Anda layak. Dan tidak ada yang bisa menyangkal itu.”

Slogan ini pertama kali muncul pada 1971 dan telah menjadi salah satu slogan terlama yang pernah digunakan. Dengan kampanye ini, L’Oréal berhasil menempatkan diri sebagai merek kosmetik premium dan meningkatkan loyalitas konsumen secara global.

7. M&M’s – “Melts in Your Mouth, Not in Your Hands”

Praktis dan jujur. M&M’s tahu persis kekuatan mereka: cokelat yang enak tanpa berantakan. Slogan ini langsung menyasar ke kelebihan produk dan menjawab masalah nyata—cokelat yang tidak leleh di tangan. Kadang, copywriting yang paling sederhana adalah yang paling efektif. M&M’s menjadikan ini daya tarik utama mereka dengan cara yang mudah diingat.

“Cokelat yang rapi. Enak di mulut, aman di tangan. Apa lagi yang bisa diinginkan?”

Diluncurkan pada 1954, slogan ini membuat M&M’s mendominasi pasar cokelat. Produk ini kini dijual di lebih dari 100 negara, menjadikannya merek cokelat nomor satu di dunia dengan nilai $3 miliar per tahun.

Volkswagen – “Think Small”

Volkswagen berani melawan arus. Di saat mobil besar jadi tren, mereka justru bicara tentang mobil kecil. “Think Small” adalah langkah brilian yang mematahkan stereotip dan menonjolkan kepraktisan mobil kompak. Slogan ini menjadikan mobil kecil terlihat pintar, efisien, dan berbeda dari yang lain. Sebuah contoh cerdas dari bagaimana copywriting bisa mengubah persepsi.

“Mobil kecil? Kenapa tidak. Siapa bilang kecil tidak berarti?”

“Think Small” dianggap sebagai salah satu iklan terbaik sepanjang masa. Diluncurkan pada 1959, iklan ini membuat Volkswagen Beetle menjadi simbol mobil praktis dan hemat. Kampanye ini menjadi standar untuk iklan kreatif, bahkan memenangkan penghargaan “Iklan Abad Ini” oleh Ad Age.

De Beers – “A Diamond is Forever”

De Beers menciptakan ide bahwa berlian adalah simbol cinta abadi. “A Diamond is Forever” membuat kita percaya bahwa berlian lebih dari sekadar batu mulia; ini adalah investasi perasaan, janji, dan kenangan yang tak lekang. Slogan ini begitu kuat hingga orang merasa bahwa cinta dan berlian adalah dua hal yang tak terpisahkan.

“Ingin cinta abadi? De Beers bilang, cukup berlian. Tidak ada yang lebih sempurna.”

Sejak peluncuran slogan ini pada 1947, permintaan untuk berlian meningkat drastis, menjadikan De Beers sebagai pemimpin pasar global. Slogan ini bahkan dinobatkan sebagai slogan terbaik abad ini oleh Advertising Age pada tahun 1999. Penjualan berlian naik lebih dari 50% setelah kampanye ini berlangsung.

KFC – “Finger Lickin’ Good”

KFC tahu betul bagaimana menggambarkan rasa. “Finger Lickin’ Good” adalah ungkapan yang membuat kita membayangkan betapa lezatnya ayam goreng mereka. Tidak perlu dijelaskan panjang lebar—cukup dua kata, dan kita sudah tahu bahwa ini soal kenikmatan. Slogan ini membuat KFC lebih dari sekadar makanan cepat saji; ini tentang rasa yang tidak bisa dilupakan.

“Ini bukan soal makan saja. Ini soal rasa yang bikin jari ingin menjilat.”

Slogan ini sudah ada sejak 1956 dan terus menjadi bagian dari iklan KFC. Kampanye ini menciptakan kesan bahwa KFC adalah lebih dari sekadar makanan cepat saji; ini tentang pengalaman menikmati ayam goreng yang “tak tertahankan.” Slogan ini berhasil meningkatkan daya tarik konsumen global, dengan KFC saat ini memiliki lebih dari 24.000 restoran di seluruh dunia.

Kesimpulan

Copywriting yang kuat tidak hanya bicara soal produk; ini tentang menciptakan hubungan, momen, dan makna. Brand besar seperti Nike, Apple, hingga KFC paham benar bahwa kata-kata sederhana bisa mengubah pandangan, membangun kepercayaan, dan, ya, meningkatkan penjualan.

Dari contoh copywriting brand ini, kita bisa belajar bahwa copywriting bukan sekadar tulisan. Ini adalah cerita, emosi, dan dorongan yang membuat kita berkata, “Saya ingin ini.”

Scroll to Top