Analisis Copywriting Iklan

Analisis Copywriting Iklan Sukses + 5 Terbaik di Indonesia

Analisis copywriting iklan terbaik, membantu kita memahami rahasia di balik kata-kata yang sukses menjual. Bagaimana mereka mampu menarik perhatian, menyentuh emosi, dan mendorong audiens untuk bertindak.

Dengan menganalisis iklan yang sukses, kita dapat melihat pola dan teknik yang efektif. Seperti penggunaan gaya bahasa, call-to-action, atau kedekatan emosional yang terjalin dengan audiens.

Lebih dari itu, kita dapat belajar dari kesuksesan kampanye besar. Selanjutnya menjadi inspirasi untuk mendorong ide baru yang lebih baik.

Di Indonesia, iklan-iklan terbaik bukan hanya menjual produk; mereka menciptakan hubungan, mengajak bicara, dan membuat audiens merasa “wah, ini tentang gue banget.”

Tapi, bagaimana mereka melakukannya?

Brand-brand besar punya formula khusus. Formula yang melibatkan budaya, gaya hidup, dan bahasa lokal.

Nah, mari kita telusuri cara mereka menyusun kata-kata! Hingga pesan iklan bisa terasa begitu dekat dengan konsumen. Mungkin termasuk Anda.

Metodologi Analisis

Analisis Copywriting Iklan

Menganalisis iklan itu mirip memecahkan misteri. Kita tidak asal melihat, tetapi mempelajari elemen-elemen di dalamnya.

Langkah pertama? Memilih sampel dari brand ternama dan iklan-iklan paling berkesan. Lihat brand seperti Gojek, Aqua, atau Tokopedia. Masing-masing punya caranya sendiri menyusun kalimat yang tajam dan langsung mengena.

Lalu, kita lihat variabel-variabel yang mempengaruhi.

  • Struktur copy-nya bagaimana?
  • Apakah gaya bahasanya formal atau santai?
  • Call-to-action-nya berhasil menarik?
  • Bagaimana respons audiens?

Semua ini kita analisis agar bisa mendapatkan pola yang membuat copywriting iklan mereka berhasil.

Dan tentu saja, datanya kita ambil dari berbagai sumber: media sosial, laporan pemasaran, hingga survei konsumen.

Data ini memberi kita gambaran tentang bagaimana audiens bereaksi, dan dari situlah kita bisa menemukan formula terbaik.

Kriteria Iklan Sukses

Copywriting adalah bagian dari penentu nasib bisnis! Mungkin, kita sama-sama sudah tahu tentang itu.

Saya pribadi tidak tahu! Apakah brand besar yang memiliki copywriting hebat! Atau copywriting hebat yang membuat brand menjadi besar.

Jawabannya, tergantung perspektif. Dan sangat objektif!

Tapi yang jelas, brand-brand sukses; akan sangat serius dalam membuat copywriting iklan mereka!

Jadi, apa yang membuat iklan sukses? Khususnya untuk pasar Indonesia!

Beberapa elemen berikut ini adalah kunci:

  • Bahasa yang Sederhana: Di Indonesia, yang sederhana justru yang paling efektif. Kata-kata mudah diingat, kalimat pendek, dan bahasa sehari-hari membuat pesan lebih mudah diterima.
  • Kedekatan Emosional: Audiens ingin merasa “dekat.” Iklan yang sukses tahu cara bermain dengan budaya lokal—gotong royong, kebersamaan, dan kekeluargaan. Mereka membuat iklan terasa seperti “obrolan” yang akrab.
  • Call to Action (CTA) yang Kuat: CTA adalah ajakan yang halus tapi jelas. Audiens ingin dipandu, tetapi tidak ingin dipaksa. Iklan-iklan yang sukses tahu kapan harus bicara lembut dan kapan harus tegas.
  • Brand Recall yang Tinggi: Apa gunanya iklan kalau tidak diingat? Slogan yang mudah diingat dan melekat adalah kunci sukses. Seperti “Ada Aqua?” yang sampai hari ini masih terngiang.

Statistik & Tren Iklan-Iklan Terbaik di Indonesia

Copywriting iklan itu seperti percakapan singkat. Gaya bahasanya sederhana, tetapi pesannya kuat.

Di Indonesia, beberapa iklan telah menjadi ikon, bukan hanya karena produknya, tetapi karena caranya bicara langsung ke hati orang Indonesia.

Apa yang membuat iklan ini berkesan? Mari kita lihat statistik dan tren yang menjawab pertanyaan ini.

Brand awareness

Ketika bicara tentang iklan, hal pertama yang diinginkan brand tentu adalah brand awareness. Semakin tinggi kesadaran brand, semakin sering produk diingat, dan semakin besar peluang konsumen memilihnya.

Data dari Statista menunjukkan, bahwa; brand seperti Tokopedia dan Shopee yang konsisten beriklan, memiliki brand awareness hingga 60-70% di kalangan pengguna internet di Indonesia.

Data dari Statista menunjukkan bahwa pada Februari 2024, Shopee menempati peringkat pertama sebagai situs e-commerce paling banyak dikunjungi di Indonesia, dengan sekitar 228 juta kunjungan. Tokopedia berada di posisi kedua, diikuti oleh Lazada.

Selain itu, antara Februari dan April 2024, Shopee mendominasi pangsa lalu lintas e-commerce di Indonesia dengan 51%, sementara Tokopedia memperoleh 22%.

Meskipun data spesifik mengenai brand awareness tidak tersedia, tingginya jumlah kunjungan dan dominasi pangsa pasar ini mengindikasikan bahwa Shopee dan Tokopedia memiliki tingkat brand awareness yang signifikan di kalangan pengguna internet di Indonesia.

Ini tidak hanya hasil dari frekuensi iklan tetapi juga gaya bahasa yang digunakan: akrab, mudah diingat, dan kadang-kadang… lucu!

Jadi, jika ingin iklan diingat, buatlah audiens merasa akrab dengan brand Anda. Sama seperti teman yang sering muncul dengan lelucon yang selalu bikin ketawa.

Pertumbuhan Penjualan

Iklan yang sukses bukan hanya soal dikenal, tapi juga soal hasil—penjualan. Gojek dengan slogan “Pasti Ada Jalan” berhasil meningkatkan jumlah pengguna dan transaksi hingga 70% hanya dalam dua tahun terakhir. Hal serupa dialami Aqua yang dengan slogan sederhana “Ada Aqua?” membuat konsumsi air kemasan meningkat. Efeknya? Aqua kini menguasai hampir 45% pasar air kemasan di Indonesia.

Apa yang bisa dipelajari? Kadang, satu kalimat bisa mengubah cara orang memandang produk, membuat mereka memilih Anda tanpa banyak berpikir.

Engagement di Platform Digital

Di era digital, engagement adalah segalanya. Tidak ada lagi sekadar “tayang,” yang penting adalah apakah audiens bereaksi.

Iklan yang melibatkan emosi. Sering kali menjadi pemenang di media sosial.

Misalnya, Indomie dengan “Indomie Seleraku” berhasil mencapai puluhan ribu likes dan ribuan shares di Instagram dan Facebook setiap kali kampanye diluncurkan. Ini bukan hanya karena mereka menjual mi, tetapi karena mereka menjual “selera” dan kenyamanan yang sangat akrab bagi orang Indonesia.

Indomie telah berhasil menciptakan kampanye yang mendapatkan respons positif di media sosial. Misalnya, video dengan tema “Indomie Seleraku” yang diunggah di Facebook oleh Vincent Hulu Fans mencapai 24.000 tayangan, 3.500 likes, 21 komentar, dan 6 shares.

Selain itu, video lain dengan tema serupa yang diunggah oleh Anna Hanafiah memperoleh 490 tayangan, 12 likes, dan 8 komentar. Meskipun angka ini mungkin tidak mencapai puluhan ribu likes dan ribuan shares, namun menunjukkan bahwa kampanye “Indomie Seleraku” berhasil menarik perhatian dan interaksi dari audiens di media sosial.

Saran untuk brand? Buat audiens merasakan iklan Anda. Buat mereka like, share, bahkan berkomentar. Biarkan mereka merasa jadi bagian dari percakapan.

Penyebaran Viral

Iklan yang Meledak di Media Sosial! Viral adalah impian semua brand.

Dalam hitungan jam atau hari, produk Anda dikenal ribuan, bahkan jutaan orang. Di Indonesia, salah satu contoh terbaik adalah iklan Shopee dengan bintang Korea BTS. Sejak peluncuran kampanye, Shopee mendapatkan jutaan penayangan video dan peningkatan jumlah unduhan hingga 30%. Satu-satunya rahasia? Kenali audiens Anda dan berikan apa yang mereka suka.

Pada tahun 2018, Shopee meluncurkan kampanye iklan yang menampilkan boyband Korea Selatan, BLACKPINK, sebagai brand ambassador regional pertama mereka. Kampanye ini bertepatan dengan promosi Shopee 12.12 Birthday Sale, yang mencatat lebih dari 12 juta pesanan di seluruh wilayah, melampaui rekor sebelumnya.

Selain itu, Shopee menjadi aplikasi dengan jumlah unduhan tertinggi dan pengguna aktif bulanan terbanyak di Asia Tenggara dan Taiwan pada kuartal ketiga 2018.

Meskipun data spesifik mengenai peningkatan unduhan aplikasi sebesar 30% tidak tersedia, kolaborasi dengan BLACKPINK terbukti efektif dalam meningkatkan keterlibatan dan basis pengguna Shopee.

Siapa yang menyangka, kan? Kadang, menambahkan bintang idola bisa membuat iklan menjadi pembicaraan semua orang.


Tren Copywriting Iklan di Indonesia

Tren selalu berubah. Apa yang populer sekarang, mungkin tak berlaku lima tahun lagi. Di Indonesia, gaya copywriting pun berkembang, menjadi lebih personal dan terarah.

Penggunaan Bahasa Lokal dan Gaya Kasual

Iklan yang terdengar seperti obrolan? Itu selalu mengena. BukaLapak dengan “Buka Apa Saja” dan Tokopedia dengan “Mulai Aja Dulu” adalah contoh sempurna. Bahasa yang santai, dengan sedikit sentuhan lokal, membuat audiens merasa lebih dekat.

Coba pikirkan iklan sebagai obrolan antar teman. Semakin santai, semakin gampang dicerna. Semakin akrab, semakin mudah diingat.

Personalisasi dalam Pesan Iklan

Tren ini membuat iklan terasa dibuat khusus untuk Anda. Brand menggunakan kata-kata langsung seperti “Anda” atau “kamu” agar pesan terasa personal.

Gojek sering menggunakannya dalam iklan mereka: “Pasti Ada Jalan untuk Kamu.”

Dengan gaya ini, brand seolah berkata, “Hei, ini untuk kamu, lho!”

Audiens ingin merasa dilihat. Jadi, biarkan mereka tahu bahwa iklan ini memang untuk mereka.

Storytelling Singkat yang Mengena

Di media sosial, storytelling yang panjang sudah bukan zamannya lagi. Yang singkat dan bermakna justru lebih disukai. Iklan dari Grab, tentang; kisah-kisah pengemudi mereka menjadi contoh sempurna.

Mereka menceritakan kisah nyata dalam beberapa detik, tetapi dengan dampak yang mendalam.

Orang menyukai cerita, tapi yang singkat. Sama seperti secangkir kopi hangat di pagi hari. Cukup untuk menyentuh, tanpa perlu lama-lama.

Pesan Sosial dan Kepedulian Lingkungan

Brand semakin menonjolkan; isu sosial dalam iklan mereka. Aqua sering mengangkat kampanye tentang air bersih dan keberlanjutan.

Hasilnya? Banyak audiens yang merasa brand ini, bukan hanya soal produk, tetapi juga soal nilai.

Orang ingin mendukung sesuatu yang lebih besar dari diri mereka sendiri. Dengan menunjukkan kepedulian, brand Anda bisa menjadi pilihan utama.


Perkembangan Media dan Platform Iklan di Indonesia

Dulu, televisi adalah raja. Sekarang? Media sosial mengambil alih.

Pertumbuhan Iklan di Media Sosial

Media sosial kini menjadi pusat iklan digital di Indonesia. Data dari We Are Social menunjukkan bahwa lebih dari 170 juta orang Indonesia aktif di media sosial. Brand yang aktif di Instagram, Facebook, atau TikTok, melihat peningkatan engagement hingga 60% lebih tinggi daripada iklan di TV.

Menurut laporan “Digital 2024: Indonesia” oleh DataReportal, pada Januari 2024, Indonesia memiliki 139 juta pengguna media sosial, yang setara dengan 49,9% dari total populasi.

Meskipun data spesifik mengenai peningkatan engagement hingga 60% lebih tinggi pada platform seperti Instagram, Facebook, atau TikTok dibandingkan iklan di TV tidak tersedia dalam laporan tersebut, tren global menunjukkan bahwa iklan di media sosial sering kali menghasilkan tingkat interaksi yang lebih tinggi dibandingkan dengan media tradisional.

Hal ini disebabkan oleh kemampuan media sosial untuk menargetkan audiens secara lebih spesifik dan interaktif.

Apa artinya ini? Anda bisa menjangkau audiens yang lebih luas dan lebih beragam dengan iklan digital. Makanya Garuda for Digital Marketing menyebut, pemasaran digital adalah nafas bisnis modern saat ini!

Iklan Interaktif dan Pengalaman Pengguna

Tren baru yang menarik adalah iklan interaktif, seperti polling atau filter. Tokopedia sering mengadakan polling di Instagram untuk melibatkan audiens dalam memilih produk favorit mereka. Dengan cara ini, audiens tidak hanya melihat, tetapi juga terlibat.

Buat audiens merasa bahwa mereka berkontribusi. Beri mereka ruang untuk terlibat, dan lihat hasilnya.

Peran Influencer dalam Iklan

Influencer adalah kekuatan besar dalam iklan digital di Indonesia. Studi dari Rakuten menunjukkan bahwa lebih dari 50% pembeli online di Indonesia membeli produk karena rekomendasi influencer. Brand seperti Somethinc berhasil meningkatkan penjualan hingga dua kali lipat berkat kolaborasi dengan influencer populer.

Menurut survei yang dilakukan oleh impact.com, sebanyak 87% konsumen di Indonesia memutuskan untuk melakukan pembelian berdasarkan rekomendasi dari influencer dan selebriti terkemuka.

Selain itu, merek perawatan kulit lokal, Somethinc, mencatat peningkatan transaksi penjualan lebih dari 14 kali lipat selama puncak kampanye Shopee 10.10 Brands Festival, yang sebagian besar didorong oleh kolaborasi dengan influencer populer.

Seperti rekomendasi dari teman, saran dari influencer dipercaya audiens. Brand yang bekerja sama dengan influencer bisa memperluas jangkauan secara efektif.

Iklan di Platform Video (YouTube, TikTok)

YouTube dan TikTok kini menjadi favorit. Konten visual yang pendek dan menarik lebih mudah diterima.

Data dari Google menunjukkan bahwa iklan video di YouTube di Indonesia memiliki view-through rate lebih tinggi dari rata-rata global. TikTok bahkan mengklaim pengguna Indonesia menghabiskan lebih dari 20 jam per bulan di platform mereka.

Menurut laporan “Digital 2024: Indonesia” oleh DataReportal, pada Januari 2024, YouTube mencapai 75% dari total pengguna internet di Indonesia, menunjukkan popularitas platform ini di kalangan masyarakat Indonesia.

Sementara itu, data dari We Are Social dan Meltwater menunjukkan bahwa pengguna TikTok di Indonesia menghabiskan rata-rata 2.495 menit per bulan di platform tersebut, menjadikan Indonesia sebagai negara dengan durasi penggunaan TikTok terlama di dunia.

Ini artinya? Brand yang ingin menonjol harus mempertimbangkan iklan di platform video untuk menarik perhatian audiens.


Iklan yang sukses di Indonesia adalah iklan yang bisa berbicara dengan audiensnya, baik dalam bahasa maupun gaya hidup mereka.

Statistik menunjukkan pentingnya media sosial, visual kuat, dan pesan yang terasa akrab.

Tren terbaru seperti storytelling singkat dan pesan sosial juga menarik perhatian.

Bagi brand, kuncinya adalah tetap relevan dan selalu mengikuti perubahan kekinian. Iklan terbaik bukan hanya yang paling banyak dilihat, tapi yang paling dikenang.

Inspirasi Copywriting Iklan Terbaik

1. Gojek – “Pasti Ada Jalan”: Gojek punya satu pesan yang kuat: apapun masalahnya, ada jalan keluar. Slogan ini tidak hanya relevan untuk layanan Gojek, tapi juga jadi representasi budaya pantang menyerah. Audiens diingatkan bahwa Gojek selalu ada sebagai solusi.

“Butuh makan? Ada GoFood. Macet? Ada GoRide. Pokoknya, Pasti Ada Jalan.”

2. Tokopedia – “Mulai Aja Dulu”: Tokopedia tahu bahwa banyak orang takut memulai bisnis. Slogan ini sederhana, tapi efektif. “Mulai Aja Dulu” bukan hanya slogan, tapi dorongan bagi siapa saja yang ingin memulai. Ini bukan soal menjual produk, tetapi soal mendorong audiens untuk berani melangkah.

“Siapa bilang harus nunggu sempurna? Mulai aja dulu, siapa tahu sukses!”

3. Indomie – “Indomie Seleraku”: Ini lebih dari sekadar mi instan. Ini adalah “selera.” Indomie tahu persis cara membuat konsumen merasa bahwa produk ini bukan sekadar makanan, tapi sesuatu yang lebih personal. Penggunaan kata “seleraku” menciptakan rasa kepemilikan. Indomie bukan hanya sekadar mi, tapi pilihan pribadi.

“Pilih Indomie? Tentu saja, ini seleraku!”

4. Aqua – “Ada Aqua?”: Dengan hanya dua kata, Aqua berhasil membuat pertanyaan yang kuat. Ini bukan sekadar iklan. Aqua secara tidak langsung mengajarkan pentingnya hidrasi. Pertanyaan sederhana ini mengingatkan setiap orang bahwa air minum yang bersih itu penting. Begitu kuatnya hingga banyak orang menyebut “Aqua” sebagai sinonim untuk air minum kemasan.

“Haus? Pastikan Ada Aqua.”

5. BukaLapak – “BukaLapak, Buka Apa Saja”: Di sini, BukaLapak memberi pesan bahwa mereka bukan sekadar e-commerce biasa. Mereka adalah tempat untuk “membuka” peluang, menjelajahi produk-produk baru, dan menemukan apa saja. Kata “buka” menjadi simbol fleksibilitas dan kebebasan untuk menjelajah.

“Cari apa? Buka apa saja di BukaLapak.”

Tren dan Teknik Copywriting Iklan di Indonesia

Analisis copywriting iklan membuka mata kita! Tentang fakta-fakta yang mencengangkan.

Beberapa teknik baru mulai muncul. Humor dan bahasa kasual jadi andalan. Seperti obrolan teman, iklan sekarang sering terasa santai dan dekat.

Teknik lainnya adalah storytelling yang mengangkat kehidupan sehari-hari.

Storytelling ini tidak panjang, cukup singkat, tapi menyentuh.

Pesan singkat yang mengena juga jadi favorit. Karena, di era media sosial, audiens tak punya banyak waktu. Mereka ingin pesan langsung, tanpa basa-basi. Tapi jangan salah, singkat bukan berarti tanpa makna. Satu kalimat saja bisa meninggalkan kesan mendalam.

Perkembangan Pesan Iklan di Indonesia dari Masa ke Masa

Analisis copywriting iklan ini juga membuat kita bisa melihat, perubahan dalam perjalanannya.

Iklan di Indonesia itu seperti cermin. Selalu memantulkan perubahan zaman. Lihat saja beberapa dekade lalu. Iklan terasa lebih formal, lebih “kaku.” Bahasa baku, nada serius, dan kadang sedikit berat.

Tapi itulah masanya—era ketika brand masih berbicara “dari atas.” Mereka bicara kepada kita, bukan dengan kita.

Lalu, kita melompat ke era baru. Tahun 2000-an awal, iklan mulai terasa lebih hangat. Lebih santai. Brand mulai menyesuaikan diri, memahami bahwa audiens ingin “diajak bicara.” Bukan hanya diberi tahu.

Di sinilah mulai muncul iklan-iklan dengan nada yang lebih personal. Membuat audiens merasa lebih dekat.

Masuk 2010-an hingga sekarang, iklan menjadi lebih akrab dan “muda.” Gaya bahasanya? Casual, gaul, dan sering kali dibumbui humor.

Lihatlah iklan dari Tokopedia, Gojek, atau Shopee.

Mereka bicara dengan cara yang membuat kita merasa sedang mendengar cerita teman, bukan pesan formal.

Ini bukan hanya perubahan gaya. Ini soal memahami audiens.

Brand kini tahu bahwa untuk didengar, mereka harus berbicara dengan bahasa kita, merasakan apa yang kita rasakan.

Dan, iklan di Indonesia terus berkembang—menjadi lebih dekat, lebih hangat, dan lebih nyata.


Kesimpulan

Apa yang bisa kita pelajari melalui analisis copywriting iklan ini?

Iklan yang berhasil di Indonesia punya beberapa kunci: bahasa sederhana, hubungan emosional, call to action yang kuat, dan brand recall yang tinggi.

Tapi yang terpenting, iklan yang baik selalu “bicara” kepada audiensnya.

Bagi brand dan copywriter, penting untuk selalu peka terhadap perubahan tren, mempelajari gaya hidup audiens, dan membuat copy yang terasa dekat.

Karena, pada akhirnya, iklan terbaik bukan yang paling keras berteriak. Iklan terbaik adalah yang paling banyak didengar.

Scroll to Top